Membaca Al-Quran merupakan kewajiban orang islam. Membaca Al-Quran, biasanya ada dua tujuan yang berbeda, pertama kebutuhan akal dan kebutuhan hati atau jiwa.
Jika membaca al-qur’an untuk kebutuhan akalnya maka tak masalah membacanya hanya satu juz atau satu surah.
Tidak ada membatasi membaca al-qur’an. Allah juga tidak mewajibkan seseorang menghafal Al-Quran kecuali ada kepentingan.
Hamba yang membaca Al-Quran yang diniati kebutuhan jiwanya, maka akan mendapat 4 hal, yaitu:
Pertama, Ketenangan Hati
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram,” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Kedua, Bertambahnya Iman
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,” (QS. Al-Anfal: 2).
Ketiga, Bertambahnya Khusyu dan Ketakutan Allah
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir,” (QS. Al-Hasyr: 21).
Keempat, Menangis
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’,” (QS. Al-Isra’: 109).
Banyak sahabat lebih-lebih Abu Bakar ash-Shiddiq RA menangis tersedu-sedu ketika membaca Al-Quran.
Orang membaca Al-Quran dalam mengisi jiwa, lebih dekat dengan Allah daripada membaca untuk kepentigan akalnya.