Sebuah pesta pernikahan yang menjadi momen membahagiakan, baik untuk keluarga mempelai maupun undangan yang datang.
Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk pesta pernikahan yang digelar di Nigeria Utara.
Alih-alih membalik tawa keceriaan, pesta pernikahan berubah berubah menjadi tempat pertumpahan darah lantaran diterima tamu undangan ditolak.
Dilaporkan AFP pada Senin (20/7/2020), pesta pernikahan dihelat di Negara Bagian Kaduna, Nigeria utara.
Orang-orang yang menentangnya mengendarai sepeda motor dan menyerbu desa Kukum-Daji di distrik Kaura, Minggu malam (19/7/2020).
"Para pria itu menentang 18 orang di pesta pernikahan dan melukai 30 lainnya, lebih banyak dari mereka adalah anak muda," terang Katuka. Ayuba kepala administrasi di distrik itu, kepada AFP.
“15 orang meninggal di lokasi sementara 3 lainnya meninggal di rumah sakit,” lanjutnya.
Sampai berita ini diunggah belum disetujui siapa atau kelompok apa yang menjadi dalang serangan itu.
Namun, daerah itu memang dikenal sebagai ladang konflik yang beralih antara penggembala Fulani Muslim dan petani etnis Kristen.
Sementara itu juru bicara kepolisian negara bagian mengonfirmasi serangan itu tanpa mengungkap jumlah korban jiwa.
"Ada laporan-laporan korban jiwa dalam serangan itu, tetapi kami belum mendapat jumlah korban yang pasti," kata Mohammed Jalinge kepada AFP.
Kaduna Selatan yang mayoritas dihuni penduduk beragama Kristen, telah diporak-porandakan sejak lama akibat perselisihan antara petani dan penggembala.
Kedua kubu berselisih tentang hak penggembalaan dan air.
Bentrokan kedua kubu menimbulkan jumlah korban jiwa yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Hal tersebut mendorong otoritas negara untuk menyerukan gencatan senjata, tapi upaya mereka sejauh ini masih nihil.
Sumber: tribunnews.com